Minggu, 19 Desember 2010

Dari Kepompong Menjadi Kupu-Kupu

Naskah tentang Palestina ini sebenarnya sudah menjadi bahan perbincangan di FLP waktu saya menjabat ketua di Unhas dulu. Beberapa bulan lalu.
Pasca terbitnya "Aji Bello", pengurus menargetkan ingin membuat buku lagi dengan tema Palestina. Maka, dimulailah tender pada saat itu.
...
Lama, menunggu naskah. Ada banyak naskah yang masuk -walau belum bisa dianggap cukup untuk membuat satu buku. Dari sekian banyak naskah tadi, setelah melakukan penyeleksian, saya mengambil kesimpulan untuk sebaiknya menunda sejenak penerbitan buku ini. Tentu teman-teman sudah tahu alasannya.
...
Beberapa bulan setelahnya.
Dan, berhubung karena saya teringat dengan peringatan hari Intifadah bulan Desember, maka saya mengusulkan kepada ketua FLP Unhas sekarang untuk melanjutkan proyek buku tersebut.
Namun, semangat itu menurun kembali karena target tanggal buku selesai sebelum peringatan Intifadah, tidak tercapai.
Untunglah, saya teringat bahwa akan ada kegiatan besar di Unhas yang membawa isu Palestina.
Secara hitung-hitungan, momennya bisa dimanfaatkan untuk menjual buku.
***
Naskah sudah hampir rampung. Namun, sebagai tim editor, saya pribadi masih berat jika kumpulan naskah itu tiba-tiba menjadi kupu-kupu. Masih ada kekurangan di sana-sini. Belum sempurna rasanya.
Ada beberapa karya yang kurang memuaskan (bukan tidak memenuhi syarat).
Namun, sebagai editor, sebenarnya ada rasa tidak tega jika karya teman-teman ditolak untuk dimasukkan dalam naskah buku. Di sinilah dilemanya. Padahal, satu sisi kita ingin mengejar kualitas.
Kualitas itu menentukan penjualan buku. Dan, penjualan buku tentu adalah fokus utama sang penerbit.
Tetapi bagaimanapun juga, sebagai orang yang terlibat dalam tim penerbit, mau tidak mau, kami harus memikirkan masa depan bisnis. Makanya tim editor harus bekerja ekstra dan tahan terhadap suara-suara yang tidak enak.
Supriadi (Ketua FLP UH), Nendenk (DP FLP UH), dan Innah (DP FLP UH), terpaksa termasuk orang yang naskahnya diberi kesempatan untuk diperbaiki. Sekali lagi, bukan karena tidak memenuhi syarat, hanya kurang memuaskan. Dan beberapa nama yang lain.
***
Coba teman-teman bayangkan...
Secara umum, gambaran karya teman-teman FLP UH terkait palestina ini, seperti berikut:
Pertama, menceritakan orang Indonesia yang peduli terhadap Palestina. Gaya ceritanya sama. Kalau bukan aksi, memberi sumbangan dan lain-lain.
Kedua, tokohnya orang Indonesia, namun sang tokoh menceritakan kembali tokoh baru yang ada di Palestina. Ini yang sering saya sebut sebagai "cerpen temannya temannya". Ceritanya juga sama. Kalau bukan "bermimpi, berarti teringat kembali". Alurnya flashback -karena sang tokoh pernah ke palestina sebagai relawan atau sejenisnya. Begitu saja.
Ketiga, menceritakan orang palestina, namun semua ceritanya juga hampir sama. Anak-anak yang berhadapan dengan tentara Israel. Pake batu lalu syahid.

Ada juga beberapa karya yang kurang logis, baik dari segi waktu, tempat, dan peristiwa. Untuk itu, perlu riset memang sebelum kita membuat karya dengan latar waktu dan tempat yang belum pernah kita kunjungi.

Ada banyak sebetulnya ide kalau kita ingin buat cerpen palestina. Bisa cerita tentang anak yang sudah tidak bisa lagi bermain bola karena tanahnya direbut. Bisa cerita susahnya cari pekerjaan di daerah konflik. Intinya Unik!
***
Buku ini rencana menjadi proyek awal lini penerbitan, divisi bisnis dan fundrising FLP Sulsel. Terima kasih kepada penanggung jawab lini, Dyah restyani, yang telah mengembara ke mana-mana untuk mengembangkan penerbit ini. Dan, syukurlah telah menemui titik terang -walaupun belum ada nama label yang pas.

Oke, sebelum ada pengumuman selanjutnya, Silakan Masukkan Karya Anda yang Lebih Mantap. Sebanyak-banyaknya!"

Fitrawan Umar (Tim Editor)

4 komentar:

Raidah Intizar mengatakan...

Kalo tak salah cerpen saya, Faza, masuk kategori ini. Mau dirombak dulu?

fitrawan umar mengatakan...

silakan

arieska arief (@_@) mengatakan...

saya dah kirim... dirombak g?

Raidah Intizar mengatakan...

saya sdh baca ulang Faza, sy tdk tau mau rombak dimananya. maaf.

Posting Komentar