Minggu, 13 September 2009

Kesialan Nayla

Oleh : lia mahirah
“ Aduh cape’ banget ini hari kuliah pul, sampai tak ada waktu istirahat untuk makan. Karenanya waktu makan habis untuk kerja tugas melulu ” ujarku pada Nayla
“ Bener banget, Rin…sampai - sampai otakku jadi puyeng gini, denger ocehan pak Gapar tadi” tambah Nayla menimpali
“ Puyeng gimana Nay, bukannya lo tadi main saat pak Gapar ngejelasin. Duduknya di bagian belakang lagi”
“ Iya sih, tapi di belakang gue tuh nda bisa konsen jadinya”
“ Emang, apa sih yang lo kerjain?”
“ Main ‘godam tikus’” ucapnya santai
“ Wah itu mah nda perlu pake konsentrasi jeng”
“ Yeeeeeh,gimana bisa ?. Tau nggak karena denger pak Gapar cuap – cuap terus jadinya game over melulu” jawabnya tak mau kalah
“ Bukan salahnya pak Gapar kale, itu mah salah mu sendiri. Gue taukan lo nggak jago main godam tikus. Game ular aja hanya bisa sampai 800 poin…Udah ah, gue lapar mau ke Kansas (kantin sastra)” ujarku
“ Enak saja, gue jago kok………eh tunggu dong” katanya sambil menghampiriku
Setelah beberapa jam tadi otak dan tenagaku terperas habis. Cucian kala diperas, akhirnya bisa saya mengcharge kembali tenaga itu dengan makan dan minum juz alpokat favoritku. “Biarlah hari ini saya memuaskan kampung tengah”bisikku. Padahal jika di hari – hari lainnya saya begitu hemat, demi fotocopy seabrek tugas dan catatan penting dalam buku jika dosen tak mau menjelaskan. Maklum anak pondokan uang kiriman orang tua selalu pas. “Kulihat Nayla hanya membeli Rp 2000,- ubi goreng disertai satu gelas air putih sungguh hemat”gumamku
Selesai makan di Kansas saya dan Nayla menyusun rencana selepas mata kuliah filsafat untuk ke rumah Ocha. Maksud saya pondokan Ocha. Saat saya ditinggal Nay sendiri saya berpikir tak ada salahnya silaturahmmi kesana, hitung – hitung cari anugra ( anu gratis ) di siang hari. Lagi pula dari cerita Nay katanya Ocha baru pulang kampung, so pasti banyak deh yang dia bawa dari kampung, “he…he..dasar otak anak pondokan” bisikku sambil nyengir sendiri. Selepas menelpon sontak Nay mengagetkanku
“ Dor” ucapnya sambil memegang pundakku
“ Kenapa ngelamun non, saya tau apa yang lagi lo pikirin?” ujarnya sok tau
“Apa benar dia bisa tau, kalo sebenarnya tujuan gue ke rumah Ocha untuk makan gratis? wah bisa malu aku” pikirku
“Pasti, lo lagi mikirin tugas makalah yang besok dikumpul, Iya kan? Karena gue tahu belakangan ini, lo sibuk banget buat proposal lomba. kasihan Makanya jangan jadi sekertaris, kayak gue dong, jadi anggota santai jeng” ketusnya dengan bangga menyandang gelar anggota.
Tumben Nayla ingat akan tugas makalah itu. Padahal setahuku dia orangnya cuek bebek bila ada tugas. Memang sih, belakangan ini gue sibuk. Tapi jika berurusan dengan tugas, maka semua pekerjaan dari organisasi saya pending dulu. Karena bagiku organisasi adalah pilihan kedua. Akan tetapi mengenai makalah ini benar – benar saya lupa . Untung deh Nayla mengingatkanku. Terpaksa sebentar malam saya SKS lagi ( Sistem Kebut Semalam). Tapi saya beruntung, ternyata dia tak tahu rencanaku, tapi kupikir pasti tujuan Nayla sama denganku, tidak lain tidak bukan mengejar makan gratis.ha..ha
“Malah bengong, jadikan…jadi dong. Kita udah janji nih ama Ocha”
“Iya jadi, tapi jangan kesorean yah pulangnya”
“Oke bos, kulihat Nay tampak senang dengan jawabanku. Pastilah benar pikiranku ia mau kesana hanya untuk makan terlihat dari wajahnya.
* * *
Usai kuliah matahari semakin menampakkan kekuatannya. Rasanya hari ini adalah hari yng paling panas di antara hari – hari lainnya. “seperti gurun pasir saja kota makassar ini” kataku. Kulirik jam tangan menunjuk pukul 13.00, pantaslah luar biasa panas, entah ke mana pula angin sepoi – sepoi itu berada. Tadinya saya ingin mengusulkan untuk naik ojek ke rumah Ocha , tapi setelah ku kocek katongku dalam – dalam ternyata hanya tersisa Rp 3000,- saya lupa kalo ternyata tadi saya telah menghabiskan Rp 7000,-saat makan di Kansas. Dengan pasti ku langkahkan kaki keluar dari ruang kuliah menyusuri jalan bersama Nayla. Kulihat ia tenang – tenang saja menikmati teriknya matahari …Tapi lama-kelamaan ternyata muncul juga omelan dari mulutnya, saat berjalan di jalan tanpa ada pohon satupun yang tumbuh.
“ Aduh panas banget, kok lo nggak ngerasa sih? oh iya, pantas baju elo panjang sih. Padahal lo tahu nggak? tadi saat ke kampus, gue lupa pake body lotion… Pasti bentar malam kulit gue gatal dan kering. Kalo tau makassar kayak kompor gini, gue batalin aja deh…n bla…bla..”katanya sambil mengipas
Sudah sepotong jalan kulalui. Sangatlah sia – sia perjalanan kita kalo harus kembali. Saya mencoba untuk menenangkannya sedikit. Walaupun dari awal dia yang memaksaku untuk datang, eh malah sekarang dianya yang mengomel. “Dasar cewek aneh”
“Udah hamper Nay, tuh atap pondokan Ocha sudah kelihatan”
“Oh iya, bener juga Rin, ayo lebih cepat kalo gitu. Tenggorokan gue udah kering, bibir gue juga serasa pecah – pecah” ujarnya sambil menarik tanganku. Kulepaskan tarikannya dan menyuruh ia duluan. Karena rasanya kakiku sudah ngilu, nggak kuat lagi untuk jalan.
Dia meninggalkanku beberapa jarak. Entahlah dia terlihat begitu semangat untuk bisa sampai ke rumah ocha. Keinginan pertamaku untuk ke rumah Ocha demi makan siang, rasanya tak terpikir lagi. Hanya air putih saja yang ingin saya minum sebanyak – banyaknya. “Betapa letih hari ini”. Ku lihat lagi Nayla sudah hampir sampai, dia langsung berlari kecil. Mungkin ia segera ingin menghindari panasnya bumi “ aaawaaas ”teriakku. Ternyata teriakan itu tak berguna juga. Brukk bola itu tepat menghantam wajahnya. Tawaku rasanya ingin meledak.tapi segera kutahan.
* * *
“ Aduh…gue ada dimana nih” tanyanya sudah bangun dari matahari merah jambu alias pingsan
“ Lo ada di neraka, ha..ha..katakku menakuti. Yah enggaklah jeng sekarang lo di rumah Ocha.
Makanya jadi orang jangan terlalu semangat ...pake lari lagi, sekarang lo makan gih” kataku
“ Terus Ocha kemana, Rin?”
“ Keluar sebentar,katanya pengen ngembaliin buku temannya”
Nampaknya, sundulan bola itu membuat Nayla lupa akan kejadian yang tadi. Baguslah ia lupa, karena kalau tidak, pasti deh dia akan mencari orang yang menyundulnya sampai ke ujung langit sekalipun” lalu iapun mulai makan.
“ Pelan…pelan Nay, entar keselek”
“ Aduh, gue lapar banget, di kampus tadi hanya makan gorengan. Kubiarkan saja dia menghabiskan makan yang disediakan Ocha. Kasihan juga dia”
* * *
Dalam kamar yang berbentuk segi empat , “cukup luas juga”. Sambil menunggu ocha dating, kuhabiskan waktu dengan memandangi setiap dinding. Dihiasi dengan beberapa foto dan kertas yang tak terhitung jumlahnya. Tertulis tentang vocabulary (kosakata). “benar-benar mencirikan Ocha banget sebagai anak sastra inggris” kataku pada Nayla. Tak ada sahutan kubalikkan diri, pantaslah ternyata Nayla sedang asik menikmati setoples kacang sambil membaca majalah.
“eh jeng… tuh kacang dari mana lu nyolong??”tanyaku tak memperhatikan kacang itu dari tadi.
“gue dapat dari sono noh..” katanya sambil menunjuk kearah samping tempat sampah.
“mau nggak? Enak loh” ucapnya menyodorkanku
“enggak ah gue lagi jerawatan, sebaiknya loh minta izin dulu deh ama Ocha, takutnya dia marah makanannya lo lahap…
“hehehehehee…… elo Rin, kayak baru kenal Ocha kemarin aja. Diakan selalu nyuruh kita makan apa saja. Ingat gak sih saat gue rampas krupuknya, di gak marahkan???
“iya sih” kataku pendek. Saya hanya bisa terpaku melihat Ocha menghabiskan setoples kacang gurih itu.
* * *
“sorry gue kelamaan fren, tadi gue….
“ah.,. ga apa-apa kok Cha, nyantai saja.. apalagi gue udah di temenin ama setoples kacang yang ini nih..” ucap Nayla dengan bangga setelah ia menghabiskan kacang orang lain tanpa permisi.
Dari raut wajah Ocha kukira ia akan marah, rupanya ia malah tertawa terpingkal-pingkal melihat kacang itu tersisa beberapa biji lagi.
“ lihatkan Rin….Ocha aja malah senang kacangnya gue habisin, malah lo yang jadi sewot”
“hahahahaha… Nay.. Nayla tau gak itu kacang gue ingin buang, karena dah dikerumuni semut. Makanya gue simpan di samping tempat sampah, ehh… ternyata lo habisin”.
“APA..!!!” iapun lari terpontang-panting menuju WC untuk memuntahkan kacang yang sudah masuk.
“ Untunglah jerawatku ini ada gunanya juga. Kalau tidak,, pasti gue akan senasib seperti Nay. Makan kacang sisa semut. He…he” Tuturku.
Maros, 27 juli 20009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar