Perdamaian
Perdamaian selalu menjadi apa yang dicita-citakan para pendiri bangsa Ini. Namun dibalik kulit mulus demokrasi Indonesia, tersimpan luka dalam peninggalan masa lalu (luka sejarah),Luka abadi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, salah satu catatan kelam dalam sejarah bangsa kita adalah tragedi 65.
Anak Muda dan Rekonsiliasi
Menyadari peran dan potensi generasi muda sebagai agen perdamaian dan rekonsiliasi, Majalah Historia (www.majalah-historia.com) bekerjasama dengan Friendrich Ebert Stiftung, Goethe Institute, Tempo Institute, majalah Tempo dan Koran Tempo, menyelenggarakan kompetisi menulis esai sejarah bagi generasi muda usia 17-25 tahun (minimal sudah menjadi siswa smu)
Tujuan
Mengajak anak muda membicarakan luka sejarah, khususnya tragedi 1965, bagaimana anak muda memandang persoalan ini dan bagaimana sebaiknya kita –sebagai bangsa— mengambil langkah ke depan demi rekonsiliasi.
Mengapa Esai?
Esai adalah bentuk tulisan yang subyektif, yang menyatakan pikiran dan perasaan si penulis, sehingga merupakan bentuk tulisan yang tepat untuk konteks "Menyembuhkan Luka Sejarah–Refleksi Kaum Muda Atas Tragedi 1965" ini.
JUARA 1
Summer Course di Jerman selama satu bulan + Langganan Gratis Majalah Tempo selama satu tahun.
JUARA 2
Laptop/Note Book + Langganan Gratis Majalah Tempo selama satu tahun.
JUARA 3
Uang tunai 2.5 juta rupiah + Langganan Gratis Majalah Tempo selama satu tahun.
Ketentuan:
1.Peserta berusia 17-25 tahun , menyertakan kopi kartu pelajar/KTM/KTM
2.Menyertakan surat keterangan orisinalitas naskah
3.Naskah harus mengikuti Panduan menulis
4.Naskah bisa dikirim dalam bentuk soft copy ke: redaksi.esai@... atau dikirim langsung ke alamat redaksi Majalah Historia : Gedung Strategi JL Raya Kebayoran Lama 18 CD Jakarta 12220
5.Naskah selambatnya di terima redaksi pada hari selasa, 30 November 2010
6.Hanya Naskah yang ditulis sesuai ketentuan yang akan dilombakan.
Sebarkan informasi ini sebagai langkah kecil menuju rekonsiliasi.
Info http://kompetisiesai.blogspot.com/
http://www.majalah-historia.com
Selengkapnya...
skip to main |
skip to sidebar
Berkaryalah, Maka Dunia Akan Melihatmu
Selasa, 26 Oktober 2010
Kompetisi Esai Berhadiah ke Jerman
Kupu-Kupu Palestina
Buku Baru
Pasang Link FLP Unhas di blog Anda
Anak FLP Unhas
- Alinda Nurbaety Hasanah
- Andi Asrawaty
- Angriana
- Ani Dzakiyah
- Arief Ungu
- Arieska Arief
- Asti Eka Ramadhani
- Ayu Ismal
- Bulqia Mas'ud
- Dyah Restyani
- Fitrawan Umar
- Fitria Dewi Usman
- Isma Ariyani
- Muh.Arief Rosyid
- Muthmainnah
- Noviar Syamsuryah S
- Raidah Intizar
- Rasdiyanah Nd
- Reza Al Sofyan
- Reza Kahlil
- Saputri Mulyanna
- St. Muttia A. Husain
- sukmawati
- Sultan Sulaiman
- Supriadi
- Uswatun Hasanah
- Wahyuddin Opu
- Wahyuni Hadrawi
FLP-ers Sulsel
FLP Semua...
Kata-Kata
Berkaryalah, Maka Dunia Akan Melihatmu (Yana Yan)
Kita tidak sekadar menulis. Menulis itu mudah!
Tapi, berjamaah itu lebih baik (Wawan)
Menulis membutuhkan keberanian, dobrak semua rasa ketakutan untuk menulis, semua di mulai dari nol dan takkan kembali menjadi nol bila terus di asah….genggam erat-erat penamu dan biarkan dia menodai kertas putih yang polos dengan jutaan karya yng terlahir dari buah pikiranmu. (Chipiet)
Kita tidak sekadar menulis. Menulis itu mudah!
Tapi, berjamaah itu lebih baik (Wawan)
Menulis membutuhkan keberanian, dobrak semua rasa ketakutan untuk menulis, semua di mulai dari nol dan takkan kembali menjadi nol bila terus di asah….genggam erat-erat penamu dan biarkan dia menodai kertas putih yang polos dengan jutaan karya yng terlahir dari buah pikiranmu. (Chipiet)
Koment Ya
|